Apakah gelar phd berimbas ke karir non akademik anda

Ngobrolin sekolah emang tidak ada habisnya! 

Sekolah menurut orang tua saya adalah cara memutus rantai kemiskinan yang tidak beruntungnya banyak orang di Indonesia rasakan sebagai akibat dari penjajahan Belanda dan Jepang di masa lalu. Banyak orang yang setelah merdeka harus memulai segala sesuatunya dari zero. Mereka tidak mendapatkan akumulasi kekayaan atau posisi keluarga yang mapan, seperti halnya negara yang tidak terjajah. Makanya kalau kita ke negara seperti Belanda, Austria, Jerman, dsb. Banyak peninggalan dan nama nama besar keluarga karena mereka merasakan masa damai lebih lama dari pada Indonesia. 

Dan akhirnya cara terbaik keluar dari belenggu kemiskinan dan ketertinggalan ini tentu saja dengan pendidikan. Menjadikan dirimu bagian dari kelompok aristokrat yang dipandang di sebuah struktur sosial karena berpendidikan tinggi. 

Dan untuk mendapatkan pendidikan tertinggi itu, dari yang tersedia adalah sekolah doktor. Plus program pendidikan di Indonesia, sebagaimana saya pernah berpengalaman menjadi salah satu bagiannya, selalu merekomendasikan untuk sekolah doktor di luar negeri. Nda tahu kenapa harus selalu di luar negeri, apakah karena pemerintah kita nda yakin kalau sekolah dalam negeri sudah bagus. 

Ok lanjut lagi! 

Nah kebetulan saya adalah salah satu bagian dari generasi yang sekolah ke luar negeri karena waktu itu berpikir kalau saya akan menjadi bagian dari dunia pendidikan. Ternyata setelah bertualang di luar negeri, minat dan takdir mengarahkan saya untuk lebih aktif di dunia profesional walau tetap berkecimpung di area pendidikan. 

Pada podcast kali ini, kita tidak akan ngobrolin terkait kemampuan kognitif yang di dapat dari sekolah PhD, namun lebih ke arah apakah PhD memberikan dirimu privilege untuk lebih di terima di sunia kerja. Yuk simak! Dan bagaimana menurutmu?

Post a Comment

1 Comments

The story of Roro Jonggrang